"WELCOME to My Blog!"

Senin, 11 Mei 2015

Hubungan Indutrialisasi dengan Kemiskinan

Industrialisasi adalah suatu proses perubahan sosial ekonomi yang mengubah sistem pencaharian masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Industrialisasi merupakan bagian dari proses modernisasi dimana perubahan sosial dan perkembangan ekonomi erat hubungannya dengan inovasi teknologi. Dalam industrialisasi terjadi perubahan filosofi manusia dimana manusia mengubah pandangan lingkungan sosialnya menjadi lebih ke rasionalitas (tindakan atas dasar pertimbangan, efisiensi, dan perhitungan tidak lagi mengacu pada moral, kebiasaan, tradisi dan emosi).



gambaran indutrialisi dan kemiskinan

Kemisikinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pakaian, dan kesehatan. Kemiskinan ini dapat disebabkan oleh kelangkaan alay pemenuhan kebutuhan dasar, atau sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Dalam blog ini saya akan membahas tentang kaitan/hubungan indutrialisasi dengan kemiskinan. Seperti kita ketahui sekarang sudah banyak masyarakat yang bertransformasi menjadi masyarakat indutrialisasi, contohnya seperti di salah satu Kabupaten yang masyarakat nya awalnya ber mata pencaharian sebagai petani sekarang mulai menjadi masyarakat indutrialisasi. Tetapi, hal itu tak selalu bertemu pada titik kesejahteraan karena nyatanya masih banyak yang terlihat di tepi kawasan industri terbesar Asia Tenggara kemiskinan yang terlihat. Ironisnya, kemiskinan tersebut kian melebar dikarenakan lahan lahan sawah terganti oleh baja atau beton industrial. Sementara itu kesempatan kerja semakin menipis bagi masyarakat sekitar, karena industrial telah menyedot para pendatang. 
Kemiskinan, bangunan rumah yang sudah tak layak, sampai pencemaran lingkungan menjadi masalah utama dikarenakan industrial tersebut dan menjadi pusat perhatian pemerintah setempat. Meski tak adanya korelasi antara kemiskinan dengan indutrialisasi, pemerintah setempat menegaskan akan meminta lebih dari 5.000 perusahaan untuk lebih peduli terhadap masyarakat sekitarnya.
Berdasarkan data Dinas Kabupaten setempat, terdapat 450.000 jiwa yang masuk kedalam Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Hal ini dikarenakan karena beberapa faktor yaitu, kurangnya penghasilan untuk memnuhi kebutuhan, tidak terpenuhi asupan untuk keluarga, dan tidak selesainya pendidikan dasar mereka.